Patung sebagai landmark kota tak hanya untuk dipandangi namun juga harus dirawat. Ternyata perawatannya pun tak mudah dan butuh banyak tenaga untuk membersihkannya. Tapi siapa sangka, jeruk nipis yang jadi senjata utama membersihkan patung di Jakarta.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta (Disparbud) akan melakukan konservasi terhadap dua patung mereka yang ikonik. Kedua landmark kebanggan Ibu Kota itu adalah Patung Pancoran (Patung Dirgantara) dan Patung Diponegoro. Sebelum pembersihan dilakukan, pihak Disparbud terlebih dahulu telah melakukan observasi terhadap kedua patung itu sejak Juni 2014.
"Kondisi patung menjadi kusam dan sangat kotor, dan permukaannya mengalami keausan, teroksidasi, terkorosi sebagai akibat adanya penggaraman, terutama yang disebabkan oleh garam khlorida," ucap Pelaksana Tugas Kepala UP Balai Konservasi Disparbud DKI, Eni Prihantini, seperti dikutip GalauPoker.com.
"Dudukan Patung Dirgantara yang terbuat dari cor beton bertulang juga banyak mengalami pertumbuhan ganggang berwarna kehitaman."
Pembersihan Patung Pancoran akan dimulai 11 Agustus hingga 19 September 2014. Sedangkan, Patung Diponegoro pembersihannya mulai 17 September sampai 2 Oktober 2014. Pembersihan itu akan dilakukan dengan cara tradisional menggunakan jeruk nipis diikuti dengan penyikatan secara hati-hati.
Pemilihan jeruk nipis karena asam nitrat di dalamnya dapat menghilangkan korosi, yang juga pernah dipakai untuk membersihkan Patung Tugu Tani. Dibutuhkan sekitar 25-30 kg jeruk nipis untuk membersihkan Patung Pancoran dan 10-15 kg untuk Patung Diponegoro. Proses konservasi kedua patung ini menelan biaya Rp 566 juta.
Eni juga mengungkapkan bahwa secara keseluruhan terdapat 22 patung di setiap wilayah Jakarta. Pihaknya telah membersihkan lima patung sejak 2013. "Untuk patung Dirgantara (Pancoran) belum pernah sama sekali dikonservasi secara total, tapi kalau Patung Diponegoro sudah pernah 2007 lalu," imbuhnya.
